Menggunakan camera dengan fitur auto nampak memudahkan, sehingga banyak pengguna (paling tidak saya), malas mempelajari lebih dalam camera tersebut. Padahal semua orang bisa menggunakan teknologi ini dengan mudah, sehingga menghasilkan kualitas foto yang baik. Menurut saya perlu dipelajari fitur-fitur lainnya, termasuk teknik fotografi. Menurut saya buku "123 Klik ! Petunjuk Memotret Kreatif untuk Pemula" cocok untuk keperluan yang ingin mempelajari fotografi. Wajib dimiliki oleh para newbi dibidang fotografi.
Seperti dalam kata pengantarnya, bahwa daya tarik foto diperoleh dari gabungan antara teknologi perlatan fotografi plus objek pemotretan dan ketrampilan memotret. Kenapa saya tulis diblog ini? Ya, sekalian belajar dan mencoba mempraktikan dan mengingat sambil menuliskannya. Setelah membaca buku ini, dijamin pembaca "yang hobby jeprat-jepret" akan malu sendiri dengan cara-cara memotret konvensional yang selama ini dilakukan. Paling tidak, ini lah pengalaman saya.
Memotret tidak asal "ngejepret", untuk menghasilkan foto yang baik ada beberapa hal yang perlu dipahami baik teknik maupun seni fotografi. Camera yang saya gunakan adalah Canon SLR 350D, tetapi saya selalu menggunakan Auto (he... he... he ... memalukan!). Itupun hasilnya kurang bagus. Metode auto, ternyata ada kelemahannya, yaitu: Tidak boleh memotret pada objek kurang dari 1 meter; posisi objek pemotretan harus berada di tengah jendela bidik; Bila ada 2 objek fokuskan pada salah satu objek (hlm 15).
Camera yang saya gunakan termasuk jenis SLR (Single Lens Reflex), istilah ini merujuk kepada cara kerja camera di mana pembidikan dilakukan secara horisontal dan berpandangan langsung dengan lensa utama.
Ada beberapa jenis lensa, di antaranya: Lensa standar (50 mm), lensa ini menunjukan objek yang ukuran pembesarannya sesuai penglihatan kita; lensa sudut lebar, dapat menjangkau objek lebih lebar, cocok untuk memotret panorama; Lensa tele (kebalikan dari lensa lebar), lensa ini cocok untuk pemotretan profil, mengaburkan lingkungan di sekitarnya. Ada beberapa ukuran, yaitu 85 mm, 135 mm, 180 mm, 300 mm dan 400 mm; Lensa Zoom, merupakan gabungan ketiga jenis lensa dengan ukuran-ukuran 35-70 mm, 80 - 200 mm, 135 - 200 mm; Lensa makro, digunakan untuk memotret benda-benda kecil, ukuran ada yang 55 mm, 60 mm.
Teknik Memotret (hlm 33)
Adalah memadukan keadaan pencahayaan, kecepatan rana, dan bukaan difragma. Bukaan diafragma adalah alat pengatur cahaya yang masuk ke dalam lensa. Memotret pemandangan, diafragma besar. Bila kondisi cahaya cukup, bukaan diafragma besar. Kecepatan rana adalah kecepatan pengaturan dalam menerima pencahayaan objek. Semakin cepat rana membuka dan menutup semakin sedikit cahaya yang masuk.
Lampu Blitz (hlm 41)
Beberapa hal yang perlu diingat, bahwa semakin besar kekuatan blitz, semakin jauh kemampuannya untuk menerangi objek. Efek lampu kilat ditentukan oleh jarak pemotret dengan objek. Semakin jauh, semakin sedikit cahaya menerangi objek. Kecepatan lampu, juga dapat menghentikan objek yang bergerak, gunakan kecepatan rana tinggi. Memotret dengan jarak yang sangat dekat, akan menjauhkan objek dari latar belakang dan berwarna gelap, sebab lampu kilat akan jatuh tepat pada objek yang terdekat. Penggunaan lampu blitz, pada kondisi mendung atau terhalang matahari akan membantu menghilangkan kerutan pada wajah dan bayangan.
Gunakan teknik bounce (hlm 46), yaitu untuk memantulkan cahaya lampu kilat ke arah langit-langit atau dinding, sehingga menhindarkan efek refleksi pada wajah.
Semoga saja, setelah membaca buku ini, teknik memotret, saya yang newbi ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Data buku:
Judul Buku: 123, Klik! Petunjuk Memotret Kreatif untuk Pemula
Penulis: Dini Yozardi dan Itta Wijono
Penerbit: Gramedia
Seperti dalam kata pengantarnya, bahwa daya tarik foto diperoleh dari gabungan antara teknologi perlatan fotografi plus objek pemotretan dan ketrampilan memotret. Kenapa saya tulis diblog ini? Ya, sekalian belajar dan mencoba mempraktikan dan mengingat sambil menuliskannya. Setelah membaca buku ini, dijamin pembaca "yang hobby jeprat-jepret" akan malu sendiri dengan cara-cara memotret konvensional yang selama ini dilakukan. Paling tidak, ini lah pengalaman saya.
Memotret tidak asal "ngejepret", untuk menghasilkan foto yang baik ada beberapa hal yang perlu dipahami baik teknik maupun seni fotografi. Camera yang saya gunakan adalah Canon SLR 350D, tetapi saya selalu menggunakan Auto (he... he... he ... memalukan!). Itupun hasilnya kurang bagus. Metode auto, ternyata ada kelemahannya, yaitu: Tidak boleh memotret pada objek kurang dari 1 meter; posisi objek pemotretan harus berada di tengah jendela bidik; Bila ada 2 objek fokuskan pada salah satu objek (hlm 15).
Camera yang saya gunakan termasuk jenis SLR (Single Lens Reflex), istilah ini merujuk kepada cara kerja camera di mana pembidikan dilakukan secara horisontal dan berpandangan langsung dengan lensa utama.
Ada beberapa jenis lensa, di antaranya: Lensa standar (50 mm), lensa ini menunjukan objek yang ukuran pembesarannya sesuai penglihatan kita; lensa sudut lebar, dapat menjangkau objek lebih lebar, cocok untuk memotret panorama; Lensa tele (kebalikan dari lensa lebar), lensa ini cocok untuk pemotretan profil, mengaburkan lingkungan di sekitarnya. Ada beberapa ukuran, yaitu 85 mm, 135 mm, 180 mm, 300 mm dan 400 mm; Lensa Zoom, merupakan gabungan ketiga jenis lensa dengan ukuran-ukuran 35-70 mm, 80 - 200 mm, 135 - 200 mm; Lensa makro, digunakan untuk memotret benda-benda kecil, ukuran ada yang 55 mm, 60 mm.
Teknik Memotret (hlm 33)
Adalah memadukan keadaan pencahayaan, kecepatan rana, dan bukaan difragma. Bukaan diafragma adalah alat pengatur cahaya yang masuk ke dalam lensa. Memotret pemandangan, diafragma besar. Bila kondisi cahaya cukup, bukaan diafragma besar. Kecepatan rana adalah kecepatan pengaturan dalam menerima pencahayaan objek. Semakin cepat rana membuka dan menutup semakin sedikit cahaya yang masuk.
Lampu Blitz (hlm 41)
Beberapa hal yang perlu diingat, bahwa semakin besar kekuatan blitz, semakin jauh kemampuannya untuk menerangi objek. Efek lampu kilat ditentukan oleh jarak pemotret dengan objek. Semakin jauh, semakin sedikit cahaya menerangi objek. Kecepatan lampu, juga dapat menghentikan objek yang bergerak, gunakan kecepatan rana tinggi. Memotret dengan jarak yang sangat dekat, akan menjauhkan objek dari latar belakang dan berwarna gelap, sebab lampu kilat akan jatuh tepat pada objek yang terdekat. Penggunaan lampu blitz, pada kondisi mendung atau terhalang matahari akan membantu menghilangkan kerutan pada wajah dan bayangan.
Gunakan teknik bounce (hlm 46), yaitu untuk memantulkan cahaya lampu kilat ke arah langit-langit atau dinding, sehingga menhindarkan efek refleksi pada wajah.
Semoga saja, setelah membaca buku ini, teknik memotret, saya yang newbi ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Data buku:
Judul Buku: 123, Klik! Petunjuk Memotret Kreatif untuk Pemula
Penulis: Dini Yozardi dan Itta Wijono
Penerbit: Gramedia