Monday, October 18, 2004

David Niven, PhD : Happy People

Para ilmuwan dan kaum akademisi telah menekuni karir meraka menelaah apa sesungguhnya yang membuat orang bahagia. Namun, hasil riset yang berharga itu tersembunyi di balik jurnal dan laporan ilmiah, sehingga tidak terbaca oleh khalayak luas. Seorang psikolog dan ilmuwan sosial, David Niven, berhasil menyerdehanakan ribuan penelitian itu menjadi serangkaian saran yang mudah dicerna, terdiri dari 100 praktik sikap dan kebiasaan untuk mencapai kebahagiaan. Dalam buku ini, 100 saran disusun dan diilustrasikan dengan contoh yang sederhana. Buku ini juga ditopang oleh kesimpulan penelitian ilmiah yang sesuai. Melalui buku ini, kami mencoba menunjukkan kepada Anda bagaimana mengubah kehidupan yang kosong menjadi bermakna dan membahagiakan.
1. Yakinlah pada diri sendiri.
2. Menonton televisi terlalu sering akan melipatgandakan ketergantungan Anda kepadanya. Selain itu, menonton televisi sejam sehari akan mengurangi kepuasan pribadi hingga 5 persen.
3. Nikmati apa yang Anda miliki.
4. Jangan lupa bersenang-senang, bersenang-senang adalah salah satu faktor utama yang menjadi kunci kehidupan yang memuaskan. Mereka yang menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang akan 20 persen lebih berbahagia setiap harinya.

Thursday, September 02, 2004

Ulf Ekman : The Creative Mind

Allah menghendaki kita baik-baik dan sehat-sehat dalam segala sesuatu. Jiwa dan tubuh kita adalah satu demikian juga jiwa dan roh. Jika kita menginginkan segala sesuatu baik-baik saja, sesuatu harus terjadi atas tubuh, jiwa, dan roh terutama pikiran kita.

Pikiran adalah tempat Allah menyatakan diriNya kepada kita dan juga tempat di mana setan muncul. Perjuangan hidup kita berada di dalam pikiran. Allah itu bersifat positive, itu sebabnya jangan kita berpikir negative.

Tingkah laku kita sendiri, tekanan dari dunia, dan pengalaman negative telah membentuk kita lebih dari yang dapat kita pikirkan. Semua ini menjauhkan potensi yang telah diberikan Allah kepada kita. Kita mempunyai musuh yang mencoba untuk membatasi kita, membuat kita ini merendahkan diri kita sendiri sehingga kehilangan berkat Allah. Kita lebih sering memikirkan kegagalan yang pernah kita alami daripada memikirkan kemenangan yang telah kita peroleh.

Manusia telah diberi otoritas dari Allah. Kesuksesan dan kemenangan pada awalnya ada di dalam pikiran kita, demikian juga kekalahan. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, pada mulanya adalah dari pikiran. Mereka melihat, berpikir dan merefleksikan dalam tindakan.

Apapun yang kita hadapi hari ini adalah hasil dari apa yang kita pikirkan kemarin. kalau kita menginginkan pembaruan, bukan cara pikir dunia yang harus dirubah melainkan cara berpikir dari kita sendiri. Hidup tidak pernah adil. Hal-hal negative mungkin membayangi diri kita seumur hidup atau menjadi titik awal terjadinya mujizat. Allah dapat menggunakan kekuatan dari kenangan buruk. Keadaan itu bukanlah berasal dari dia, melainkan Dia dapat mengubahnya menjadi mukjizat. Yang jadi persoalan adalah bagaimana kita bereaksi terhadap keadaan itu ? Apakah itu mewarnai atau menghambat bahkan mengendalikan hidup kita ?
Berilah perhatian pada hal-hal yang benar dan mereka akan menjadi seperti nyala api dalam diri kita.

Sunter, 3 September 2004

Sunday, August 29, 2004

Launching : Sinopsis Buku

Blog ini berisi catatan mengenai ringkasan dari buku, jurnal ilmiah, ilmiah popular, text book, majalah, surat kabar yang dianggap menarik perhatian. Sengaja dicatat siapa tahu suatu saat nanti dibutuhkan.

Membaca adalah proses pembelajaran, dengan mencatat hal-hal penting setiap hari, diharapkan tidak ada waktu yang terbuang percuma.

Knowledge is power ...