Allah menghendaki kita baik-baik dan sehat-sehat dalam segala sesuatu. Jiwa dan tubuh kita adalah satu demikian juga jiwa dan roh. Jika kita menginginkan segala sesuatu baik-baik saja, sesuatu harus terjadi atas tubuh, jiwa, dan roh terutama pikiran kita.
Pikiran adalah tempat Allah menyatakan diriNya kepada kita dan juga tempat di mana setan muncul. Perjuangan hidup kita berada di dalam pikiran. Allah itu bersifat positive, itu sebabnya jangan kita berpikir negative.
Tingkah laku kita sendiri, tekanan dari dunia, dan pengalaman negative telah membentuk kita lebih dari yang dapat kita pikirkan. Semua ini menjauhkan potensi yang telah diberikan Allah kepada kita. Kita mempunyai musuh yang mencoba untuk membatasi kita, membuat kita ini merendahkan diri kita sendiri sehingga kehilangan berkat Allah. Kita lebih sering memikirkan kegagalan yang pernah kita alami daripada memikirkan kemenangan yang telah kita peroleh.
Manusia telah diberi otoritas dari Allah. Kesuksesan dan kemenangan pada awalnya ada di dalam pikiran kita, demikian juga kekalahan. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, pada mulanya adalah dari pikiran. Mereka melihat, berpikir dan merefleksikan dalam tindakan.
Apapun yang kita hadapi hari ini adalah hasil dari apa yang kita pikirkan kemarin. kalau kita menginginkan pembaruan, bukan cara pikir dunia yang harus dirubah melainkan cara berpikir dari kita sendiri. Hidup tidak pernah adil. Hal-hal negative mungkin membayangi diri kita seumur hidup atau menjadi titik awal terjadinya mujizat. Allah dapat menggunakan kekuatan dari kenangan buruk. Keadaan itu bukanlah berasal dari dia, melainkan Dia dapat mengubahnya menjadi mukjizat. Yang jadi persoalan adalah bagaimana kita bereaksi terhadap keadaan itu ? Apakah itu mewarnai atau menghambat bahkan mengendalikan hidup kita ?
Berilah perhatian pada hal-hal yang benar dan mereka akan menjadi seperti nyala api dalam diri kita.
Sunter, 3 September 2004
Thursday, September 02, 2004
Subscribe to:
Posts (Atom)